A.
DASAR TEORI SISTEM PENGAPIAN
Sistem pengapian adalah suatu system dalam kendaraan
bermotor terutama dengan bahan bakar gasoline (Bensin) yang berfungsi untuk
membakar campuran Bahan Bakar dan Udara saat piston pada akhir langkah
kompresi.
Jenis
Jenis Sistem Pengapian
- Sistem Pengapian Konvensional
- Sistem Pengapian Elektronik (Transistor)
- Sistem Pengapian Komputer (ECU)
1.
Pengertian Sistem Pengapian
Komponen – Komponen
Sistem Pengapian :
· Baterai
· Ignition Coil
· Distributor
· Kontak Braker (Platina)
· Kabel tegangan tinggi
· Busi
2. Fungsi
Komponen Sistem Pengapian
Ø
Baterai
Fungsi baterai pada
system pengapian adalah menyediakan sumber tegangan untuk mensuplay tegangan
yang digunakan untuk menyalakan bunga api pada busi
Ø
Ignition Coil
Berfungsi untuk
menaikkan tegangan dari sumber tegangan (baterai) dari 12 volt menjadi 20 Kilo
volt melalui induksi medan magnet
Ø
Distributor
Berfungsi untuk
membagikan tegangan tinggi dari ignition coil ke busi-busi sesuai dengan firing
order
Ø
Kabel tengangan tinggi (high tension
cords)
Berfungsi menyalurkan
tegangan tinggi dari distributor ke busi-busi
Ø
Platina (Kontak Breaker)
Berfungsi untuk memutus
dan menghubungkan arus listrik dari baterai ke primer coil agar terjadi induksi
tegangan tinggi pada ignition coil. Karena apabila arus listrik dari baterai
tidak ada kontak platina hanya akan terjadi medan magnet biasa pada kumparan
primer coil. Karena prinsip kerja ignition coil sama dengan prinsip kerja pada
transformator yaitu harus dialiri arus bolak bvalik untuk menaikkan tengangan .
sedangkan dari baterai menghasilkan arus listrik searah (DC) sehingga perlu
adanya platina untuk memutus dan menghubungkan arus listrik ke primer coil agar
menyerupaai arus listrik bolak vbalik sehingga dapat terjadi induksi tegangan
tinggi npada sekunder coil ignition coil
Ø
Busi
Busi berfungsi untuk
memercikkan bunga api untuk membakar campuran udara dan bahan bakar pada saat
akhir langkah kompresi
Ø
Kondenser (Kondensator)
Kondensator adalah
suatu komponen yang berfungsi untuk menyimpan arus sementara saat kontak platina
membuka agar tidak terjadi loncatan bunga api pada celah platina saat platina
membuka.
3. Cara
Kerja Sistem Pengapian
Apabila kunci kontak
pada posisi IG atau Start Aliran listrik dari sumber tegangan atau baterai
menuju ke primer coil dan ke platina
Ø
Apabila kontak platina menutup
Maka aliran dari
baterai ke primer koil ke kontak platina ke massa, jadi tidak ada induksi medan
magnet pada ignition coil
Ø
Apabila kontak platina membuka
Maka aliran listrik
dari baterai ke primer coil akan menghasilkan tegangan tinggi dan selanjutnya
dikirim ke rotor distributor untuk dibagikan ke masing masing busi sesuai
urutan firing order.
B.
PELAKSANAAN
SERVIS SISTEM PENGAPIAN
Prosedur
Pemeliharaan dan Perbaikan Sistem Pengapian
Komponen-komponen
pengapian otomotif itu komplek dan seringkali rapuh, karenanya selalu
berhati-hati pada waktu melakukan prosedur servis. Gagal dalam menjalankan
pedoman servis dapat mengakibatkan kerusakan sistem yang sangat merugikan.
Peringatan
:
Beberapa
macam servis mengharuskan sistem pengapian energi tinggi dan sistem pengisian
bahan bakar tidak diaktifkan. Amati prosedur yang dianjurkan berikut.
Penanganan yang tidak tepat dapat mengakibatkan :
Penanganan yang tidak tepat dapat mengakibatkan :
Ø Kecelakaan
atau kematian
Ø Kebakaran
kendaraan
Ø Kerusakan
engine
Ø Kerusakan
komponen elektronik.
Bila
kendaraan mempunyai sistem bahan bakar elektronik komputernya mempunyai memori
yang memuat informasi diagnosa dalam bentuk kode. Melepaskan hubungan terminal
baterai dapat menghapus kode tsb. Bila system bahan bakar rusak, pastikan
kerusakannya dengan menggunakan kode sebelum melepaskan baterai mobil.
· Memori
dapat disusun kembali setelah beberapa urutan menghidupkan mobill.
· Pelepasan
baterai dapat mempengaruhi jam, radio dan memory.
Catatan
:
· Perangkat
pengaman memori tersedia.
· Untuk
lengkapnya, baca lebih rinci manual servis rutin dari pabrik.
Pemeriksaan Pendahuluan Sistem
Pengapian
Untuk
setiap kesalahan pengapian pemeriksaan visual pendahuluan harus dilakukan
dahulu sebelum melakukan prosedur diagnosa kerusakan yang lebih luas.
- Periksalah semua pemasangan kawat listrik bila terbakar, isolasinya rusak atau terminal-terminalnya longgar.
- Periksalah kabel bertegangan tinggi bila terbakar atau isolasinya rusak dan terminal-terminalnya berkarat.
- Periksalah koil pengapian bila rusak atau olinya bocor.
- Periksalah distributornya bila sekrup-sekrupnya, kontak-kontaknya longgar, generator sinyal rusak atau porosnya aus.
- Periksalah tutup distributor dan rotor bila retak, korosi atau elektroda-elektrodanya terbakar.
- Periksalah busi bila isolasinya rusak atau ada tanda-tanda korslet.
Unjuk Kerja Sistem Pengapian
Engine
modern dengan pembatasan emisi cenderung bekerja dengan menggunakan campuran yang
tipis dan perbandingan kompresi yang ringan. Bahkan dengan rancangan engine
yang sedemikian rupa dirancang untuk menghasilkan campuran udara dan bahan
bakar yagn mencukupi campuran tipis tersebut kadang-kadang sulit terbakar. Juga
tingkat emisi yang rendah telah menempatkan saat percikan (spark timing) pada
posisi yang sangat penting.
Sistem
pengapian harus bekerja dengan baik untuk mencegah:
· unjuk
kerja engine/kendaraan rendah
· terjadinya
pemborosan bahan bakar
· tingkat
emisi tinggi
Peringatan
: Sistem pengapian energi tinggi dapat menyebabkan kejutan listrik yang fatal.
Oleh
sebab pengetesan koil-koil pengapian energi tinggi yang menggunakan alat-alat
test sangat berbahaya, dan karenanya kabel-kabel tegangan tinggi rangkaian
terbuka menyebabkan komponen-komponen elektronik tidak bekerja, maka suatu cara
pengetesan kinerja system pengapian telah dikembangkan dengan menggunakan
‘penguji busi’. Busi test hanyalah sebuah busi dengan celah yang sangat lebar
(max. 13 mm) dan penjepit massa untuk pengaman (secure grounding)
Coil
system yang akan ditest hanya dihubungkan ke busi melalui kabel bertegangan
tinggi. Busi dihubungkan ke ground (massa). Anda sekarang dapat menghidupkan
engine dengan aman. Coil pengapian dan system yang baik harus dengan mudah dapat
melompati celah tanpa gagal.
Catatan
: Menghubungkan busi test hanya dapat dilakukan bila pengapiannya dimatikan.
Penyebab-penyebab
yang memungkinkan system pengapian gagal bekerja.
- Percikan energi yang kecil atau tidak terjadi pada satu atau lebih busi :
· Celah
yang tidak pas, busi yang rusak atau kotor.
· Resistansi
yang tinggi atau isolasi pada kabel-kabel tegangan tinggi rusak.
· Isolasi
coil pengapian rusak/pecah.
· Tutup
distributor atau isolasi rotor pecah atau elektrodanya terbakar.
· Lilitan
sekunder coil pengapian rusak.
- Tidak adanya Kontrol arus atau suplai tegangan primer :
· Sekring
pengapian berbunyi
· Komponen-komponen
atau lilitan rangkaian primer rusak atau resistansi tinggi (saklar pengapian,
resitor ballast, dsb.)
· Lilitan-lilitan
primer coil pengapian rusak.
· Kontak-kontak
pengapian terbakar atau dipasang tidak tepat.
· Kondensor
pengapian rusak.
· Lilitan
primer grounded.
· Unit
kontrol pengapian elektronik gagal bekerja.
· Generator
sinyal rusak.
- Saat Pengapian Gagal :
· Pengaturan
timing yang tidak tepat.
· Kontak-kontak
pengapian dipasang tidak tepat.
· Unit
advance vacuum rusak.
· Mekanisme
advance mekanik rusak.
· Unit
kontrol pengapian elektronik tidak berfungsi.
· Generator
sinyal tidak berfungsi.
· Pengapian
awal dikarenakan busi-busi, engine atau system kendali emisi rusak.
Alat – alat pengetesan
Alat
- alat pengetesan yang telah diseleksi dan menggambarkan secara singkat
aspek-aspek pengoperasian engine yang bervariasi yang dapat dicek.
Ø Voltmeter
dan Ampermeter
Voltmeter dan Ampermeter digunakan
dengan cara yang biasa menentukan : Tegangan kerja system dan penurunan
tegangan. Mengidentifikasi status sinyal, misalnya AC, DC atau pulsa DC. Status
sinyal input dan output dari unit pengendali system pengapian. Arus yang
mengalir pada rangkaian dan komponen.
Meter
yang disatukan pada analyzer mungkin memerlukan pemilihan fungsi yang berbeda
untuk memungkinkannya bekerja secara terpisah dari fungsi analyzer. Ampermeter
analyzer umumnya menggunakan jenis pick-up induktif yang dihubungkan ke
rangkaian kendaraan
Ø Multimeter Digital
Multimeter
digital disarankan oleh pabrik pembuat komponen dan kendaraan untuk digunakan
pada rangkaian dan peralatan elektronik. Volt, amper dan ohmmeter digunakan
untuk menguji kondisi rangkaian, nilai dan keterpakaian komponen. Fungsi multimeter
digital lainnya seperti pemeriksa dioda dan frekuensi meter dapat digunakan
untuk mendiagnosa system pengapian dan keterpakaian komponen.
Fungsi
frekuensi mampu mengukur :
· Ketersediaan
output generator sinyal.
· Frekuensi
output generator sinyal dibandingkan dengan variable lain yang sudah diketahui
seperti putaran mesin.
· Input
dan output dari unit pengendali system pengapian elektronik.
Fungsi
penguji dioda dapat digunakan untuk memeriksa keterpakaian :
· Dioda
pelindung Kejutan Listrik pada system.
· Dioda
operasi system.
· Keterpakaian
transistor daya.
· Kontinuitas
rangkaian.
Ø Dwell Meter
Pengertian
sudut dwell mengacu pada sudut permutaran distributor selama kontak point
tertutup. Sudut dwell harus diatur dengan benar sesuai spesifikasi pabrik,
kalau tidak kerja system akan terganggu. Jika sudut dwell terlalu kecil (celah
kontak point terlalu besar) koil pengapian mungkin tidak mendapat cukup waktu
untuk membangkitkan medan magnit, yang akan menghasilkan tegangan sekunder yang
lemah. Jika sudut dwell terlalu besar ( celah kontak point terlalu kecil )
tegangan induksi primeir akan melompat diantara celah kontak point, bukannya
mengisi kapasitor, collapsenya medan magnet pada coil menjadi lambat yang akan
mengakibatkan tegangan scunder menjadi rendah.
Keausan
poros distributor atau mekanisme advancer dapat diidentifikasi dengan cara
menaikkan putaran mesin atau memberikan kevacuuman yang berbeda pada unit
vacuum dan mencatat variasi sudut dwell yang terbaca. Distributor yang memiliki
perbedaan lebih dari 20 perlu diperbaiki.
Pengoperasian Meter
Sambungan
meter listrik biasanya ke terminal negatif coil pengapian dan massa. Skala arus
harus dipilih sesuai jenis dan jumlah silinder. Hidupkan engine dan perhatikan
pembacaan meter. Bila diperlukan stel celah kontak point. Periksa kembali
pembacaan dwell meter.
Catatan
:
· Selalu
ikuti petunjuk penggunaan bila menggunakan dwell meter dimana sambungan setiap
meter dapat berbeda pada berbagai engine.
· Sudut
dwell pada system pengapian elektronik sudah tertentu dan tidak dapat distel.
Ø Timing Light
Timing
light digunakan untuk memeriksa dan menyetel saat pengapian sesuai dengan sudut
putar poros engkol dimana secara langsung berhubungan dengan posisi piston
Begitu saat pengapian disetel, selanjutnya akan dikendalikan oleh system
pengatur pegapian mekanik, vacuum atau elektronik. Timing light yang digunakan
bersamaan dengan meter pengatur pengapian memastikan system pemajuan pengapian
bekerja sesuai dengan spesifikasi pabrik.
Pengetesan
Komponen Sistem Pengapian
Ø Coil Pengapian
a.
Pengecekan Lilitan Primer
Pemeriksaan
resistensi harus dilakukan utnuk mengetes lilitan primeir. Untuk mengetes
lilitan primeir, baca ohm meter dengan menggunakan AVO METER, hubungkan pada
kedua terminal primeir, dan bacaannya secara akurat dicatat Bacaan tersebut
harus cocok dengan spesifikasi pabrik.
Contoh:
Koil 12V – 2,5 sampai 3 Ohm
Koil 12V – 2,5 sampai 3 Ohm
Koil
Ballast – 1,5 sampai 2 Ohm
Koil
Hei – 0,8 sampai 1 Ohm.
Bacaan
yang benar akan menunjukkan bahwa baik rangkaian dan faktanya tidak ada yang
korslet.
b.
Coil Lilitan Sekunder
Untuk
mengetes lilitan sekunder maka test resistansi harus dilakukan pada lilitan
sekunder. Ohmmeter (Diatur pada salah satu rentang yang tinggi) dihubungkan
diantara outlet tegangan tinggi dan salah satu dari terminal primer. Pabrik menentukan
rentang resistansi dimana nilai sekundernya berada pengaturan umum dari
nilai-nilai tersebut berada diantara 9.000 dan 12.000 ohm.
Bacaan
yang benar pada rentang yang telah ditetapkan akan menunjukkan baik rangkaian
yang lengkap dengan hubungan yang baik pada lilitan primer, maupun
lilitan-lilitan tidak korslet bersamaan.
c. Pengecekan
Massa Isolasi
Untuk
mengecek kesalahan pemassaan satu seri test lamp (lampu pengetes) dihubungkan
diantara satu dari terminal primer dan wadah logam coil. Lampunya tidak boleh
menyala. Bila menyala, coilnya rusak dan harus diganti.
d. Pengujian
Output
Test out put
scunder harus juga diterapkan pada coil menghubungkannya pada mesin pengetes
yang dapat menghasilkan arus yang terganggu. Dengan menghubungkan outlet tegangan
tinggi koil ke celah percikan bunga api yang berubah-ubah, ‘ukuran’ maksimum
percikan bunga api (atau enerji yang tersedia) yang dapat diproduksi, dapat
diukur. Hal tersebut harus dibandingkan dengan coil yang baru, lebih kurang 13
mm.
Catatan
: Pengujian ini harus dilakukan pada temperatur kerja koil.
Catatan
penting : Alat uji coil pengapian berdaya tinggi.
Alat
uji output coil pengapian tidak boleh digunakan untuk menguji coil pengapian
yang berenerji tinggi yang dirancang untuk system pengapian elektronik
Ø Kondensor Pengapian
Ada
tiga pengujian yang harus dilakukan terhadap kondensor :
· Kebocoran,
untuk memastikan arus tidak bocor melalui bahan penyekat dielektrik.
· Kapasitas,
untuk memeriksa keadaan plat untuk memastikan kondensor mempunyai kapasitas
untuk menyimpan semua enerji listrik.
· Resistansi
seri, untuk memeriksa sambungan kabel kondensor ke plat.
Alat
ukur condensor otomotif harus digunakan sesuai dengan kondisi aslinya,
menyediakan tegangan dan siklus pengisian yang mensimulasikan kerjanya pada
engine
Ø Kontak Point
Kontak
point pengapian memerlukan perawatan yang tinggi dan penting dalam system
pengapian, jika ada keragu-raguan pada kontak point segeralah ganti.
a.
Periksa permukaan kontak point, warna
abu-abu menujukkan pemakaian normal, permukaan yang berwarna biru tua terbakar
menunjukka salah satu dari :
· Celah
terlalu kecil
· Kondensor
rusak
· Lilitan
koil rusak
b.
Pemeriksaan lainnya :
· Kekuatan
pegas.
· Kabel
listrik dan sambungan.
· Celah
kontak point.
· Keausan
poros cam distriburtor.
Ø Ballast Resistor
Ballast
resistor diperiksa dengan menggunakan ohmmeter, dua kali yaitu saat engine
masih dingin dan pada temperatur kerja.
Gunakan
spesifikasi pabrik saat menguji keterpakaian ballast resistor.
Ø Kabel Tegangan Tinggi dan Tutup Distributor
Resistansi
kabel tegangan tinggi dan tutup distributor diperiksa dengan menggunakan
ohmmeter.
Rentang
nilai resistansi kabel tegangan tinggi biasanya berkisar antara 10 – 25 K ohm,
tergantung panjangnya.
Kabel
yang diidentifikasi mempunyai resitansi tinggi harus dilepas dari distributor.
Terminalnya harus dilepas, periksa dan uji kembali jika terdapat permasalahan
karat. Tutup distributor harus diperiksa secara visual untuk mengetahui
keretakan, terminal yang berkarat atau rusak.
Ø Kapasitor
Penguji
kapasitor harus digunakan untuk menentukan :
· Kapasitas
kapasitor
· Resistansi
atau kebocoran insulator
· Resistansi
seri
· Hubungan
singkat atau ke massa
· Hubungan
singkat internal rangkaian.
Untuk
mengecek kapasitor dengan pengujian :
· Hubungkan
salah satu kabel alat uji ke kabel kapasitor
· Hubungkan
ujung lainnya ke badan kapasitor.
· Hidupkan
alat uji.
· Putar
tombol penguji ke arah ‘ capacity’
· Perhatikan
pembacaan alat ukur dan bandingkan dengan spesififkasi pabrik.
· Putar
tombol penguji ke arah ‘leakage’.
· Perhatikan
pembacaan alat ukur. Penunjukan jarum harus di luar garis merah.
· Putar
tombol penguji ke arah ‘series resistance’.
· Perhatikan
pembacaan alat ukur. Penunjukan jarum harus di dalam garis merah.
Catatan
:
Hubungan
singkat ke massa atau hubungan singkat di dalam rangkaian akan terdeteksi
dengan salah satu pengujian ini. Kapasitor dapat diuji dengan menggunakan alat
uji osiloskop.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar